Tersangka Koruptor Serakah dan Dengki
Serakah selalu hendak memiliki lebih dr yg dimiliki; loba; tamak; rakus: meskipun sudah kaya, ia masih -- juga hendak mengangkangi harta saudaranya;
ke·se·ra·kah·an n kelobaan;
ketamakan; kerakusan
koruptor yang kejam karena sangat tega melakukan
korupsi secara besar-besaran, sementara itu banyak orang hidup dalam
kemiskinan, dan akibat dari korupsinya itu infrastruktur dan prasarana
kesehatan dan sekolah kota/provinsi pun terbengkalai. Warga miskin tak terlayani
karena sebagian besar biaya untuk mereka sudah dikorupsi.
Diriwayatkan,
Iblis pernah mengungkap rahasia strateginya membinasakan manusia, yakni dengan
menanamkan sifat dengki (hasad, iri hati) dan serakah dalam diri manusia.
“Wahai Nuh,
aku akan berusaha membinasakan manusia dengan dua cara. Pertama, dengan cara
menanamkan sifat dengki dalam hati mereka, dan kedua dengan cara menanamkan
sifat serakah dalam jiwa mereka. Karena dengki maka aku dilaknat Allah dan
dijadikan sebagai setan terkutuk. Dan karena serakah maka Adam menghalalkan
segala makanan di surga sehingga ia dikeluarkan. Dengan dua sifat ini, kami
semua dikeluarkan dari surga,” kata iblis.
Dengki (hasad,
iri hati) dan serakah (tamak) termasuk penyakit hati dan akhlak (perangai)
tercela. Menurut Iblis dalam kisah di atas, dua sifat buruk itu membuat manusia
binasa.
Hasad merupakan sikap batin, keadaan
hati, atau rasa tidak senang, benci, dan antipati terhadap orang lain yang
mendapatkan kesenangan, nikmat, memiliki kelebihan darinya. Sebaliknya, ia
merasa senang jika orang lain mendapatkan kemalangan atau kesengsaraan. Sikap
ini termasuk sikap kaum Yahudi yang dibenci Allah (maghdhub).
“Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya
mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira
karenanya…” (Q.S. 3: 120).
“Hindarilah hasad, karena sesungguhnya
hasad itu menghapus semua amal kebaikan sebagaimana api melahap kayu bakar” (H.R. Abu Daud).
“Janganlah kalian saling benci, jangan
bersikap hasad, jangan saling membelakangi, dan jangan bermusuhan. Jadilah
kalian hamba-hamba Allah yang besaudara!” (H.R. Bukhari dan Muslim).
“Tidak
boleh hasad kecuali dalam dua hal, yaitu terhadap seseorang yang dikaruniai
harta oleh Allah lalu dipergunakan untuk kebaikan sampai habisnya harta itu,
dan kepada seseorang yang dikaruniai ilmu oleh Allah lalu ia menggunakannya
serta mengajarkannya pada orang lain” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Sikap hasad ini
berbahaya karena dapat merusak nilai persaudaraan atau menumbuhkan rasa
permusuhan secara diam-diam. Hasad juga dapat mendorong seseorang mencela,
menjelek-jelekkan, dan mencari-cari kelemahan atau kesalahan orang lain dan
menimbulkan prasangka buruk (suudzan).
SERAKAH yaitu sikap tidak puas dengan yang
menjadi hak atau miliknya, sehingga berupaya meraih yang bukan haknya. Setiap
orang berpotensi bersikap serakah.
“Jika
seseorang sudah memiliki dua lembah emas, pastilah ia akan mencari yang
ketiganya sebagai tambahan dari dua lembah yang sudah ada itu” (H.R. Bukhari dan Muslim).
“Jika
seorang anak Adam telah memiliki harta benda sebanyak satu lembah, pasti ia
akan berusaha lagi untuk memiliki dua lembah. Dan andaikata ia telah memiliki
dua lembah, ia akan berusaha lagi untuk memiliki tiga lembah. Memang tidak ada
sesuatu yang dapat memenuhi keinginan anak Adam kecuali tanah (tempat kubur,
yakni mati). Dan Allah akan menerima tobat mereka yang bertobat” (H.R. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan
Tirmidzi).
Sikap serakah
dapat mendorong orang mencari harta sebanyak-banyaknya dan jabatan
setinggi-tingginya, tanpa menghiraukan cara halal atau haram. Karena serakahlah
banyak pejabat korupsi, padahal mereka sudah bergaji besar, lebih dari cukup,
plus berbagai tunjangan. Keserakahan
pun dapat membuat seseorang bersikap kikir alias tidak dermawan dan tidak
peduli akan nasib orang lain. Serakah dan tamak telah membinasakan kaum sebelum
umat Muhammad Saw.
“Jauhkanlah
kikir dan tamak, karena hal itu telah membinasakan orang-orang sebelum kamu” (HR Muslim).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar